Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Anak muda dan Semangat Membangun Aceh

 

Anak muda dan Semangat Membangun Aceh

Razuardi saat wawancara di kediamannya

Untuk membangun masa depan kita memerlukan banyak sekali elemen yang saling melengkapi agar racikannya pas dan tepat. Dan saat ini saya merasa bahwa Aceh sedang meramu sebuah racikan yang bisa membangkitkan Aceh dari tidurnya. Ya, dengan tingkat kemiskinan dan kesejahteraan yang tidak terlalu bertumbuh, wajar saja kita harus terus menerus meracik sampai ia berhasil menyenangkan si empunya yaitu Rakyat Aceh sendiri.

 

Dalam kesempatan kali ini, saya mewawancarai Bapak Razuardi yang memang dikenal dengan kepiawainnya telah banyak melahirkan karya dalam bentuk pembangunan ekonomi dan menyelesaikan tugas sebagai birokrat dengan baik. Tentunya Dengan tema yang To The Point Yaitu  Anak muda dan Semangat Membangun Aceh

 

Berikut Saya Rangkum, hasil wawancara singat dengan Bapak Razuardi.

 

Menurut WHO, yang dikatakan anak muda adalah orang yang berusia antar 19-24 tahun, menurut Bapak Razuardi, anak muda seperti apa yang diinginkan agar mampu membangun Aceh yang sejahtera?

sebenarnya kita harus memahami dulu karakteristik dari setiap  generasi. Menurut para scientist generasi dirinya merupakan generasi Baby Boomer. Dimana generasi ini merupakan generasi pasca perang dunia ke-2 yang lahir di antara tahun 1946 sampai dengan tahun 1964. Generasi ini menurutnya adalah generasi yang banyak melalui perubahan-perubahan sosial, teknologi,  dan segala macam dimensi. Sehingga Ia memiliki satu gambaran yang utuh tentang bagaimana proses perubahan social, ekonomi, teknologi selama beberapa generasi didepannya, yaitu generasi X, Y, Z dan alpha.

 

Salah satu ciri khas generasi Baby Boomer adalah Ia memiliki kekuatan mental yang kuat di mana pada generasi Baby Boomers ini dididik dengan supply teknologi dan digitalisasi yang tidak ada sama sekali,  sehingga mereka hidup sangat dekat dengan alam, terikat dengan aturan-aturan alam dalam bentuk aturan adat. Di sini juga menampilkan peran manusia dan alam sangat dominan karena teknologi belum menganbil bagian besar dalam kehidupan manusia, seperti halnya zaman sekarang dimana lahir berbagai macam teknologi yang memudahkan pekerjaan manusia.

 

Sebagai contoh untuk membajak sawah mereka masih menggunakan kerbau atau sapi, untuk menanam padi masih menggunakan tenaga manusia, untuk mengubah beras menjadi tepung juga sangat besar porsi penggunaan tenaga manusia.

 

Nah, selanjutnya para scientist menyebutkan generasi setelah Baby Boomers adalah  Generasi X kelahiran 1965 sampai 1976, Generasi Y kelahiran 1977 sampai 1994, Generasi Z kelahiran 1995 2010 dan Generasi terbaru  yaitu Generasi Alpha kelahiran antara tahun 2010 sampai sekarang.

Berkaca dengan data WHO bahwa anak muda adalah mereka yang berusia 19-24 tahun bisa dipastikan bahwa anak muda yang dimaksuda  adalah Generasi Z yang dikenal dengan  generasi yang akrab dengan dunia digital dan penggunaan aneka teknologi.

 

Duduk santai setelah wawancara (Foto : Furqan)

Berbagai kemudahan yang dihadirkan melalui perangkat teknologi dan digital sesungguhnya telah membentuk satu generasi yang tidak terlalu bersinggungan langsung dengan alam, misalnya kalau zaman dulu hampir semua orang jika membutuhkan beras untuk dimakan, mereka kebanyakan bersentuhan langsung dengan proses produksinya, tetapi zaman sekarang hal ini sangatlah langka dikarenakan pengelompokan atau spesialisasi akibat perkembangan teknologi atau dikenal dengan revolusi industry, sehingga kebanyakan hanya melihat beras ya dalam bentuk beras yang sudah tersaji lengkap di minimarket terdekat.

 

Nah hal seperti ini membuat mereka agak jauh dari alam sehingga ditakutkan pembangunan ekonomi kedepannya makin jauh dari alam. Lebih tepatnya adanya pemisahan antara pertumbuhan  ekonomi dan menjaga alam itu sendiri.

 

Walaupun demikian, Razuardi juga mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini juga masih banyak mengabaikan asas-asas kelestarian lingkungan, dimana ini menjadi PR untuk kita bersama untuk membahas dalam banyak forum bagaimana sebenarnya ekonomi bisa bertumbuh tetapi tetap menjaga kelestarian lingkungan. Karena jika lingkungan rusak, manusia juga yang akan dirugikan.

 

Tetapi Razuardi percaya, setiap perjalanan suatu bangsa, pasti ada titik terendah yang nantinya akan melahirkan sebuah generasi yang merasa bahwa apa yang terjadi saat ini harus dicarikan solusi dan mereka adalah anak-anak muda yang memiliki energi perubahan.

 

 

Karakteristik Anak Muda Seperti Apa Yang Dibutuhkan? 

Pertama, Anak muda atau Generasi Z ini sangat identik dengan kemampuan menciptakan platform digital, produk-produk digital, pemasaran secara digital, dan seterusnya. Dan ini memang keunggulan mereka, tetapi juga patut diperhatikan bahwa sector produksi harus juga dikuasai dan diberikan sentuhan teknologi.

Nah, sehingga anak-anak yang lahir di yang anak-anak generasi Z bukan hanya menciptakan banyak platform platform digital tapi juga mereka harus turun untuk memastikan bahwa mereka juga menguasai sector produksi seperti  bidang pangan dan energi.

Kedua, Walaupun demikian, Generasi Z tetap memiliki tantangan dari generasi sebelumnya, terutama generasi Baby Boomers yang menduduki posisi strategis dalam pengambilan keputusan, atau yang banyak memegang sumber daya, sehingga terkadang ini terkesan bertolak belakang dengan perkembangan teknologi.

 

Nah di sini Sebenarnya harus ada diskusi atau dialog secara intensifkan antara kedua pihak sehingga bisa melahirkan satu norma, satu kesepakatan, satu regulasi yang menghidupkan daya kreasi dan imajinasi anak-anak muda dalam koridor yang terukur. Dan pastinya pembangunan kedepan kita menginginkan pembangunan yang berkelanjutan atau ramah alam.

Dan yang perlu kita perhatikan bahwa, ruang-ruang diskusi atau dialog ini harus menjadi suatu budaya baru yang harus digalakkan oleh anak-anak muda, karena dengan hanya dengan cara demikian kontruksi pemikiran bisa dibangun

 

Ketiga, dalam membangun membangun Aceh kedepan kita harus mendapatkan asas-asas kooperatif atau semangat Kerjasama dan mengurangi kompetisi diantara sesama, sehingga bisa mengerahkan kekuatan untuk menciptakan hal-hal yang hebat. Jadi kita tidak menjadikan saudra kita sesama daerah sebagai competitor tetapi kita menjadi mereka sebagai kolaborator.

 

Keempat, anak muda harus paham dengan potensi daerahnya masing-masing.  Dengan demikian, potensi yang dimiliki bisa diubah atau dikelola dengan lebih modern sehingga secara produktifitas meningkat, kualitas terjaga dan berkelanjutan.

Dengan mengenali potensi daerah, kita juga harus memastikan bahwa kebutuhan kita seharusnya harus dipenuhi dengan produk-produk lokal, walaupun sedikit mahal, karena hanya dengan cara inilah kita bisa mempertahankan ekonomi daerah. Jiwa patriotisme kita sedang diuji sebenarnya.

 

Jadi itulah empat pilar yang harus dimiliki oleh anak muda karakteristik yang harus dimiliki anak muda dalam membangun Aceh


Berikut Rekaman Wawancaranya :

 



 

 

FURQAN
FURQAN Hobi menanam dan beternak secara organik. Berkeinginan mewujudkan sistem ekonomi yang berkelanjutan.

Posting Komentar untuk "Anak muda dan Semangat Membangun Aceh"