Mengapa Perusahaan Terbesar Toys "R" Us Bisa Bangkrut?
Toys "R" Us merupakan Perusahaan mainan terbesar pada masanya, ia membuka lebih dari 200 gerai di seluruh dunia. Faktanya perusahaan ini memiliki sejarah yang panjang sebelum ia menjadi besar dan kemudian dinyatakan bangkrut. Dalam artikel kali ini say akan menceritakan secara singkat sejarah Perusahaan Toys "R" Us dan apa yang menyebabkan kebangkrutannya.
Toys "R" Us didirikan pada tahun 1948 oleh Charles Lazarus di Washington D.C., Amerika Serikat. Pada awalnya, toko tersebut bernama Children's Bargain Town dan menjual berbagai macam barang untuk bayi dan anak-anak, termasuk mainan.
Setelah beberapa tahun beroperasi, Lazarus mulai fokus pada penjualan mainan dan mengubah nama toko menjadi Toys "R" Us pada tahun 1957. Dalam dekade berikutnya, perusahaan ini berkembang pesat dan membuka banyak cabang di seluruh Amerika Serikat.
Pada tahun 1983, Toys "R" Us menjadi perusahaan publik dan mulai terdaftar di Bursa Saham New York. Perusahaan ini kemudian berkembang ke pasar internasional, membuka toko di negara-negara seperti Kanada, Inggris, Prancis, Jepang, dan Australia.
Pada tahun 2005, Toys "R" Us dibeli oleh dua perusahaan ekuitas swasta, Bain Capital dan KKR, serta perusahaan real estat Vornado Realty Trust, dalam sebuah transaksi senilai sekitar $6,6 miliar. Setelah pembelian ini, perusahaan berusaha untuk memperluas bisnisnya dan membuka lebih banyak toko, namun kemudian mengalami kesulitan keuangan karena utang yang terlalu besar.
Pada tahun 2017, Toys "R" Us mengajukan
kebangkrutan dan menutup banyak cabangnya di seluruh dunia, termasuk di Amerika
Serikat, Kanada, Inggris, dan Australia. Pada tahun 2018, Toys "R" Us
mengumumkan bahwa mereka akan menutup semua toko dan mengakhiri operasi bisnis
secara global. Sejak saat itu, merek Toys "R" Us telah dijual kepada
perusahaan yang berbeda-beda dan diharapkan akan terus beroperasi di masa
depan.
Lalu Apa Penyebab Kebangkrutannya?
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan Toys "R" Us tersebut, antara lain:
1. Persaingan yang sengit
Persaingan yang ketat dari toko-toko ritel besar lainnya, seperti Amazon, Walmart, dan Target, yang menjual mainan juga turut mempengaruhi penjualan Toys "R" Us.
2. Perubahan pola belanja
Perubahan perilaku belanja konsumen, khususnya dengan
adanya peningkatan pembelian online, membuat banyak pelanggan Toys
"R" Us beralih ke toko online dan merugikan penjualan ritel
tradisional.
3. Utang yang terlalu besar
Toys "R" Us memiliki beban hutang yang
terlalu besar setelah dibeli oleh dua perusahaan ekuitas swasta pada tahun
2005, dan kesulitan membayar utang tersebut membebani perusahaan.
4.Kurang inovasi
Toys
"R" Us gagal beradaptasi dengan perubahan pasar dan gagal berinovasi
untuk menarik konsumen. Mereka tidak menawarkan pengalaman belanja yang
menarik, yang bisa mengurangi daya tarik toko fisik dibandingkan dengan toko
online atau toko ritel besar lainnya.
Semua faktor ini berdampak pada penjualan Toys
"R" Us, yang turun drastis dalam beberapa tahun terakhir. Dalam upaya
untuk memperbaiki situasi keuangan, Toys "R" Us mencoba untuk
merestrukturisasi hutang dan memperkuat penjualan, namun sayangnya tidak
berhasil, dan akhirnya perusahaan mengajukan kebangkrutan pada tahun 2018.
Posting Komentar untuk "Mengapa Perusahaan Terbesar Toys "R" Us Bisa Bangkrut?"