Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Robot Trading Tak Seindah Hayalanmu (Part 1)

 

Robot Trading Tak Seindah Hayalanmu

Kasus Robot Trading Fahrenheit, telah menyita banyak perhatian public. Menelan korban lebih dari 1400 orang, dan kerugian melebihi 5T tak bisa dielakkan. Dengan iming-iming keuntungan yang besar dan konsisten, membuat Robot Trading Fahrenheit semakin menarik dimata para korban. Padahal di dunia ini, tidak ada yang berjalan dengan mulus alias tanpa hambatan. 

Apapun jenis bisnisnya, keuntungan dan kerugian adalah hal yang tak bisa dipisahkan. Sayangnya selama tahun 2021 sampai 2022 ada sekitar Ada 336 Robot Trading yang diblokir oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Ini berarti ada banyak korban dan kerugian finansial yang belum terungkap, jadi bukan hanya Robot Trading Fahrenheit saja.

Kali ini saya tidak akan membahas lebih dalam tentang kasus Investasi bodong robot trading Fahrenheit, tetapi saya akan membahas kenapa robot trading diciptakan, bagaimana cara kerja robot trading dan kelemahan Robot Trading dan Bagaimana kondisi pasar ketika diambil alih oleh Robot Trading. 

 

Kenapa Robot Trading Diciptakan?

Robot Trading biasanya dikenal sebagai sebuah software yang didesign untuk menjalankan perdagangan baik di pasar keuangan, komoditas, kripto, maupun saham dengan mengandalkan data historis beberapa tahun terakhir. Sama halnya seperti para trader yang menggunakan analisis teknikal. Berbekal data historis inilah robot trading dipercaya mampu membuat keputusan perdagangan yang baik.

Robot Trading pertama kali diciptakan pada tahun 1999 menggunakan bahasa pemograman yang dinamakan Metaqoutes. Selanjutnya ia dipadukan kedalam software yang disebut Metatrader.

Ilustrasi Sofware Robot Trading

Metatrader generasi pertama ini dikenaldengan Metatrader 1, dimana pada tahun 2005 generasi ke 4 pun berhasil dicptakan. Sampai Artikel ini ditulis, Metatrader sudah sampai pada generasi kelima atau Metatrader 5.

Selama ini, menurut pra trader, salah satu penyebab mengapa beberapa trader mengalami kerugian adalah ketidakmampuan mereka dalam membaca data historis yang biasanya ditampilkan dalam bentuk grafik. Hal ini disebabkan oleh jam terbang dari si trader yang masih rendah, atau bisa saja karena malas membaca data historis. Akhirnya kerugian besar tidak terelakkan.


Penyebab lain, adalah kegagalan trader dalam mengendalikan emosinya. Ingat, manusia selalu terjebak dalam sifat fear (takut) dan greedy (rakus). Terkadang yang seharusnya mengambil tindakan takeprofit (menjual karena sudah untung) malah di tahan (hold) karena menganggap akan mendapatkan lebih banyak keuantungan, alhasil tanpa diduga penurunan tiba-tiba menbuat trader rugi, alias tekor bandar.

Baca Juga: Robot Al Rudder Akan Menggantikan Pekerjaan Telemarketing, Call Center dan Customer Service

Atas landasan inilah Robot Trading hadir, selain efisiensi waktu, lebih mudah karena tak harus mempelajari data historis atau grafik, siapapun bisa melakukannya dan  dalam sekejap menjadi kaya.

Robot Trading Mengambil Alih Peran Trader


Lalu, Bagaimana Robot Trading Bekerja?

Pada dasarnya, Robot Trading ini dibangun dengan komponen kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Dengan kemampuan membaca data historis  ia akan menentukan secara otomatis kapan mengambil posisi beli (buy),  jual(sell) dan tahan (hold). Trader atau pemilik akun tidak perlu repor-repot memperhatikan layar monitor sepanjang hari. Singkatnya hanya dengan membuka akun dan top up dana yang telah ditentukan, anda tinggal menerima hasilnya.

Baca Juga: Robot Al Rudder Akan Menggantikan Pekerjaan Telemarketing, Call Center dan Customer Service

AI yang ditanam di dalam Robot Trading Forex sangat bergantung pada kemampuan si pemilik atau perancang Robot Trading Forex Tersebut. Mereka memiliki algoritma sendiri sehingga ketepatan dalam setiap pengambilan keputusan sangat bergantung pada algoritma yang ditanam pada robot Trading Forex.

Jadi setiap Robot Trading yang diciptakan memiliki algoritma yang berbeda dan ketepatan dalam mengambil keputusan yang berbeda. Baca Selanjutnya :Robot Trading Tak Seindah Hayalanmu (Part 2)

 



FURQAN
FURQAN Hobi menanam dan beternak secara organik. Berkeinginan mewujudkan sistem ekonomi yang berkelanjutan.

Posting Komentar untuk "Robot Trading Tak Seindah Hayalanmu (Part 1)"