Bagaimana Memanfaatkan Uang 100 Juta?
Terlalu
banyak konsep bisnis atau skema bisnis yang sering ditawarkan oleh para pelaku
bisnis. Semuanya memiliki segmen, profil resiko dan kecocokan yang berbeda beda
pada masing-masing orang. Apapun itu semua bermuara pada bagaimana
memaksimalkan profit.
Baru-baru
ini dosen saya Dr. Maimun, SE., Ak., M.Si, memberikan sedikit tantangan bagaimana memanfaatkan dana 100
juta rupiah dimana harus dialokasikan kepada 3 intrumen, yaitu tabungan,
investasi, dan usaha/bisnis.
Anggap
saja uang 100 juta itu adalah pemberian dari teman atau orangtua atau orang
baik yang ingin melihat anak muda bisa hidup mandiri dari uang tersebut.
Dan
dana ini diharapkan bisa menghidupi saya dan bisa berdaya dalam beberapa waktu
kedepan.
Dikarenakan
saya memiliki core bisnis dan pemahamam dibidang pertanian, investasi
logam mulia dan sedikit tentang perbankan, maka saya membuat skema sebagai
berikut :
100 Juta = Tabungan ( Rp.15.280.000) +
Investasi Emas 10 Manyam (Rp. 84.720.000)
Perkiraan
harga emas di Toko Emas Bina Nusa Per Manyam Rp. 7.060.000
Lalu
menjadi pertanyaannya dari mana saya mendapat modal usaha untuk melanjutkan
kehidupan sehari-hari?
Untuk
modal usaha akan kita gunakan emas yang kita beli lalu kita gadaikan ke BSI
dengan perkirtaan bisa dicairkan maksimal 85% dari nilai taksiran emas dan Mun’nah 2,4 persen per 4 bulan atau jika
disetahunkan 7,2 persen. Berikut Hitungannya :
Taksiran
emas Rp. 84.720.000
Pencairan
85 % = Rp. 72.012.000
Mu’nah
2,4 % = Rp. 1.728.288
Bersih
Pencairan Rp. 70.283.712
Jadi
kita mendapat pinjaman Bank Sebanyak Rp. 70.283.712
Selanjutnya
kita akan membagi uang ini untuk investasi tahap dua berupa tanah, dan modal
usaha untuk penanaman sawit untuk penghasilan bulanan dalam jangka panen 3
tahun ke depan dan penanaman sayuran
untuk penghasilan harian dalam jangka panen 20 hari.
1. Investasi
tanah seluas 1 Hektar : Rp. 37.510.812
2. Modal
Usaha Sawit
Pembersihan
Rp. 8.000.000
Bibit
138 btg x 25.000.000 = Rp. 3.450.000
Biaya
Angkut Rp. 500.000
Penanaman
Rp. 3.450.000
Pemupukan
Tahun Pertama 3 ons x 138 = 27,6 Kg x Rp. 4.000 = Rp. 110.400
Biaya
pemasangan pupuk Rp. 200.000
Total
Biaya Rp.15.710.400
Biaya
Perawatan Tahun 1 ( Ini nantinya akan dibebankan ke pendapatan harian dari
penanaman sayur)
Pembersihan
Lahan 1 kali Rp. 4.000.000
Pupuk
3 ons per btg x 138 btg = 41,4 kg x Rp. 4.000 = Rp. 165.000
Biaya
Pemasangan pupuk Rp. 200.000
Total
Rp. 4.365.000
Jika
di atribusikan perbulan maka, Rp. 4.365.000/12 bulan = Rp. 363.750
Biaya
Perawatan Tahun 2 ( Ini nantinya akan dibebankan ke pendapatan harian dari
penanaman sayur)
Pembersihan
Lahan Rp. 4.000.000 x 2 kali setahun = Rp. 8.000.000
Pupuk
5 ons per btg x 138 btg = 69 kg x Rp. 4.000 = Rp. 276.000 x 2 kali setahun Rp. 552.000
Biaya
Pemasangan pupuk Rp. 250.000
Total
perawatan tahun ke-2 Rp. 8.802.000
Jika
diatribuskan perbulan, maka Rp. 8.802.000/ 12 bulan = Rp.733.5000
Biaya
Perawatan Tahun 3 ( Ini nantinya akan dibebankan ke pendapatan harian dari
penanaman sayur)
Pembersihan
Lahan Rp. 4.000.000 x 2 kali setahun = Rp. 8.000.000
Pupuk
7 ons per btg x 138 btg = 96,6 kg x Rp. 5.000 = Rp. 483.000 x 2 kali setahun
Rp. 966.000
Biaya
Pemasangan pupuk Rp. 400.000
Total
perawatan tahun ke-3 Rp. 9.366.000
Jika
diatribusikan perbulan maka Rp.9.366.000 / 12 bulan = Rp. 780.500
3. Penanaman
Sayuran
Untuk
jenis sayuran akan kita tanam sawi dan kangkong dengan jumlah 30 bedengan
dimana bedengan ini bisa bertahan selama 3 tahun kedepan, perkiraan panen 20
hari kedepan dan bisa menghasilkan penghasilan kotor Rp. 250.000 perhari per
satu bedengan.
Biaya
Tetap
Biaya
Kerja pembuatan 30 bedengan ukuran 1m x
20m
Rp. 300.000 x 30 = Rp. 9.000.000
Tanki
Semprot Rp. 750.000
Cangkul
Rp. 80.000
Parang
Rp. 45.000
Total
Rp. 9.875.000
Biaya
Variable
Bibit
Kankung 2 kg ( 20 sachet) Rp. 1.200.000
Bibit
Sawi 2 kg ( 20 Sachet ) Rp. 1.200.000
Pupuk
Urea RP. 150.000
Insektisida
Rp. 100.000
Biaya
Kerja Penanaman Dan Perawatan dan Panen Rp. 1.000.000
Total
Rp. 3.650.000
Total
biaya tetap dan biaya variable Rp. 13.525.000
Depresiasi
Biaya Tetap Selama 3 tahun ( 36 bulan ) Rp. 274.305
Pendapatan
Rp.250.000 – biaya tetap Rp.9143 – Biaya Variable Rp. 121.666 = Bersih Perhari Rp.
119.191
Sebulan
penghasilan Bersih Rp. 3.575.730
4. Penggunaan penghasilan dari hasil usaha penanaman sayur (Rp. 3.650.000/bulan)
Tahun pertama
Biaya
Hidup perbulan = Rp. 2.000.000
Biaya
Perawatan Sawit perbulan ditahun pertama Rp. 363.750
Sisa
dana untuk tabungan Rp. 3.650.000 – Rp. 2.000.000 – Rp. 363.750 =
Rp. 1.286.250
Jadi
sisa penghasilan selama tahun pertama adalah Rp. 1.286.250 x 12 bulan Rp.
15.435.000
Biaya
Mu’nah gadai emas selama 2 kali : Rp.
1.728.288 x 2 = Rp. 3.456.576
.Bersih
sisa pendapatan yang bisa ditabung di tahun pertama adalah : Rp. 15.435.00 –
Rp. 3.456.576 = Rp.11.978.424
Tahun
kedua
Biaya
Hidup perbulan = Rp. 2.000.000
Biaya
Perawatan Sawit perbulan ditahun pertama Rp.733.5000
Sisa
dana untuk tabungan Rp. 3.650.000 – Rp. 2.000.000 – Rp.733.5000=
Rp. 916.500
Jadi
sisa penghasilan selama tahun kedua adalah Rp. 916.000 x 12 bulan Rp. 10.998.000
Biaya
Mu’nah gadai emas selama 3 kali : Rp.
1.728.288 x 3 = Rp. 5.184.864
Bersih
sisa pendapatan yang bisa ditabung di tahun pertama adalah : Rp. 10.998.00 –
Rp. 5.184.864 = Rp.5.813.136
Tahun
ketiga
Biaya
Hidup perbulan = Rp. 2.000.000
Biaya
Perawatan Sawit perbulan ditahun pertama Rp. 780.500
Sisa
dana untuk tabungan Rp. 3.650.000 – Rp. 2.000.000 – Rp. 780.500
=
Rp. 869.5000
Jadi
sisa penghasilan selama tahun kedua adalah Rp. 869.5000 x 12 bulan Rp. 10.434.000
Biaya
Mu’nah gadai emas selama 3 kali : Rp.
1.728.288 x 3 = Rp. 5.184.864
Bersih
sisa pendapatan yang bisa ditabung di tahun pertama adalah : Rp. 10.434.00 –
Rp. 5.184.864 = Rp.5.249.136
Kesimpulan
Dengan
Skema ini kita memiliki tabungan sebesar Rp.15.280.000, Investasi emas 10
manyam ( berpotensi capital gain 10 persen pertahun ) dengan taksiran Rp.84.720.00 lalu
bisa digadaikan dan mendapat pinjaman Rp. 70.283.712.
Selanjutnya
dengan pinjaman atau hasil gadai tersebut bisa investasi lagi pada tanah seluas
1 hektar dengan harga Rp. 37.510.812 ( dengan potensi kenaikan harga 15 – 20 %
pertahun) lalu kita mengeluarkan modal untuk penanaman sawit untuk penghasilan
jangka 3 tahun kedepan ( perkiraan 1 juta per bulan di awal panen sampain 4 juta perbulan ditahun ke 8 ) sebesar
Rp.15.710.400
Untuk
keperluan harian dan untuk perawatan sawit dan pembayaran mu’anah emas bisa
diambil dari usaha penanaman sayur dengan pengeluaran modal Rp. Rp. 13.525.000
dan mendapat penghasilan bersih Rp. 3.575.730
Dalam
waktu 3 tahun kedepan diperkirakan kita akan memiliki asset tanah ( kenaikan
15% x 3 tahun = 45%) senilai Rp. Rp. 16.879.865
Kenaikan
asset emas yang di gadai ( 10% x 3 tahun = 30% ) Rp.25.416.000
Tabungan
bertambah dengan sisa penggunaan pendapatan di tahun pertama, kedua dan ketiga
= Rp.15.280.000 ( tabungan awal ) + Rp.11.978.424 ( Sisa uang tahun pertama ) +
Rp.5.813.136 ( Sisa tahun kedua ) + Rp.5.249.136 (Sisa Tahun ketiga) = Rp. 38.320.696
Dengan
Demikian, 3 tahun kedepan komposisi kekayaan kita sebagai berikut :
Tabungan
= Rp. 38.320.696 ( surplus Rp. 23.040.696 )
Tanah
= Rp.54.390.677
Emas
= Rp. 110.136.000
Hutang
= Rp. 70.283.712 (5151460
Pasif
Income dari sawit = Rp. 1.000.000/ bulan
Pasif
Income dari sayuran = Rp. 3.575.730
Lalu
bagaimana pengembalian hutang dari gadai emas?
Jika
kita anggap saja pendapatan sawit yang masih minim dimana hanya berkisar 1
jutaan perbulan untuk biaya perawatan, maka kita bisa mengandalkan pendapatan penanaman
sayuran sebagai salah satu aliran kas untuk membayar hutang.
Dengan
pendapatan sayur Rp. 3.575.730 perbulan dan pemakaian hidup sehari hari hanya
Rp. 2.000.000 saja, maka ada surplus pendapatan sebesar Rp. 1.575.730 perbualan
atau Rp. 18.908.760 pertahun.
Jika
kita tetap menyimpan dana safety (safety fund) di angka tabungan awal yaitu Rp.
15.280.000, artinya kita hanya menggunakan dana surplus selama tiga tahun dan
ditambah tahun berjalan selanjutnya, maka di bulan ke 30 sejak surplus tabungan
diatas terkumpul, maka hutang akan lunas.
Tetapi
jika ingin lebih cepat kita bisa menggunakan skema re-investasi pada dana
tabungan surplus penanaman sayur, dimana kita tahu dengan investasi Rp. 13.525.000
maka menghasilkan perbulan Rp. 3.575.730 artinya Return on Investment (ROI)
sebesar 26,4 %.
Jika
skema ini dilakukan maka hutang akan lunas pada bulan ke-9. Dan otomatis total
kekayaan yang kita miliki seperti berikut :
Tabungan
= Rp.15.280.000
Tanah
= Rp.54.390.677
Emas
= Rp. 110.136.000
Pasif
Income dari sawit = Rp. 1.000.000/ bulan
Pasif
Income dari sayuran = Rp. 7.151.460

Posting Komentar untuk "Bagaimana Memanfaatkan Uang 100 Juta?"