Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kenapa Merek Lebih Mahal Ketimbang Komponen Lainnya?

Kekuatan Merek Coca-Cola

Apa yang terlintas pertama kali di kepala Anda ketika saya menyebutkan kata “Rinso”? Bagi banyak orang yang lahir di tahun 70 an pasti mendefiniskan kata “Rinso” sinonim dengan “Deterjen”. Dan apapun merek deterjen yang ada, kebanyakan dari kita pasti menyebut kata “rinso” sebagai sebutan pengganti kata “deterjen”, walaupun mereknya berbeda beda, seperti Daia, Soklin, Downy dan sebagainya.

Sama juga saking akrabnya merek dangan ‘Aqua” dianggap sebagai kata ganti dari “air mineral”. Maka tak aneh jika orang yang ingin membeli air mineral dia langsung menyebutnya “ada Aqua?” walaupun yang dimaksud adalah “air mineral” dengan merek apa saja.

Produk Air Mineral Merek Aqua


Nah inilah yang dinamakan kekuatan merek, saking menyatunya dengan konsumen, merek terkadang berubah menjadi kata ganti atau kosa kata yang digunakan sehari hari.

Di amerika pada tahun 1970, perusahaan Xerok memproduksi mesin fotokopi, saking kuatnya merek Xerox, semua orang di amerika menggunakan kata Xerox sebagai pangganti kata fotokopi. Sehinga pada suatu waktu, karena ketakutan perusahaan Xerox atas fenomena ini dan mengganggu merek dagangnya, ia mengkampanyekan bahwa mulai sekarang gunakan kata “fotokopi”, jangan pakai kata “Xerox”.

 

Mesin Fotokopi Merek Xerox

Sama juga Kleenex, ia adalah nama sebuah brand tisu, karena kekuatan mereknya masyarakat mulai menggunakan kata Kleenex sebagai pengganti kata tisu, sehingga orang menyebut “minta Kleenex, mana Kleenex” bukan “minta tisu atau mana tisu?”.


Tisu Merek Kleenex

Kata lain juga seperti kata Googling, padahal Google adalah sebuah merek dagang, tetapi sekarang berubah menjadi sebuah kata pengganti “pencarian”. Alih alih menyebut “cari saja” sekarang malah dikatakan ‘Googling” saja.

Coca-Cola faktanya lebih mahal mereknya ketimbang semua pabrik yang lengkap dengan peralatannya. Untuk namanya saja ia bernilai lantara $90 milyar hingga $120 milyar. Bayangkan hanya sebuah nama tetapi harganya lebih besar ketimbang asset dalam bentuk fisik/ terlihat.

Robert T. Kiyosaki menyadari hal ini ketika ia berbisnis di bidang percetakan souvenir dari berbagai Band rock & Roll di dunia yang berlisensi Duran Duran, Judas Priest, Van Halen, Boy George, The Police.

Bisnis ini sangat menggiurkan secara keuntungan, tetapi ia menyadari bahwa ia hanya menerima keuntungan lebih sedikit dibanding apa yang ia pertaruhkan. Menurutnya ia harus membangun pabrik, mengelola karyawan dan sekelumit proses sehingga barangnya laku, sedangkan si pemegang lisensi merek yaitu Band Rock & Roll hanya bermodalkan merek atau namanya saja mereka memperoleh royalti atas setiap penjualan yang ia lakukan.

Membuatnya berfikir, jika ia ingin mendapat keuntungan yang besar seharusnya ia harus bisa menciptakan mereknya sendiri dan bisa mendapatkan royalti atas setiap penggunaan merek dagangnya.

Saat ini, Robert T. Kiyosaki menggunakan sebuah merek untuk bisnisnya, kita mengenal dengan  merek “RichDad” yang membawahi lisensi puluhan buku yang ditulisnya, seminar dan masih banyak lagi.

Puluhan tahun merek ini mampu bertahan dan terus menghasilkan uang untuk perusahaannya.

 

Jadi Sekarang, merek bisnis apa yang sedang anda kembangkan? Sebutkan di kolom komentar ya

 

FURQAN
FURQAN Hobi menanam dan beternak secara organik. Berkeinginan mewujudkan sistem ekonomi yang berkelanjutan.

Posting Komentar untuk "Kenapa Merek Lebih Mahal Ketimbang Komponen Lainnya?"